PARIS menunjukan kekuatannya sebagai fashion capital tingkat dunia. Panggung modenya hadir inspiratif, penuh variasi gaya, dari abad pertengahan hingga napas punk pada era 70-an.
Di ranah peringkat kota mode dunia 2011,Paris memang tergeser ke peringkat tiga,di belakang London dan New York.Meski begitu, perhelatan Paris Fashion Week yang menutup tirainya hari ini, menunjukkan bahwa untuk referensi gaya dan tren mode, Paris masih nomor satu. Para desainer yang berlaga di panggung Paris menunjukkan kekuatan mode dari berbagai segi.
Dries Van Noten misalnya, yang mengombinasikan napas feminin dan maskulin dalam gaya Asiatik yang terinspirasi gaya busana Jepang dan Korea. Van Noten mengungkapkan, inspirasi utamanya datang dari foto-foto busana antik Jepang dan Korea yang dilihatnya di Museum Victoria and Albert di London.Foto-foto tersebut menjadi titik awal koleksinya yang kemudian dikembangkan lewat teknologi digital menjadi motif grafis nan elok dalam palet tangerine dan turqouise.
“Kami mengembangkan lukisan menjadi motif kontemporer secara dua dimensi dan tiga dimensi,”kata desainer asal Belgia tersebut. Keunikan desain Van Noten tidak hanya terletak dari permainan motif grafis semata,melainkan juga penempatan motif tersebut.Tidak mengaplikasikannya sebagai motif utama pada busana,Van Noten justru meletakkan motif tersebut pada bagian hem,membuat siluet militer yang digunakannya terlihat sassy.
Bagi para penyuka prints dan busana feminin, Van Noten pun tak ketinggalan menyuguhkan ragam maxi dress yang dihiasi sulaman emas. Kontras dengan nuansa androgyny- Asiatik dari Van Noten,desainer muda Damir Doma mengambil esensi fashion dari era Elizabethan yang dituangkan dalam ragam koleksi penuh fantasi. Warna-warna lembut hingga gelap digunakan Doma untuk menegaskan napas romantis,begitu juga dengan material suede dan kulit.
Sebagai alternatif gaya,Doma juga menyuguhkan barisan koleksi bernapas maskulin yang disarikan dari busana berburu abad pertengahan.Namun jika pada abad ke-18 para wanita berburu mengenakan rok bervolume,di tangan Doma,rok tersebut berubah bentuk menjadi celana berpipa lebar ala Hakama para Samurai,yang dipadankan bersama bot dan jaket bergaya cape.
“Saya menyebutnya modern renaissance,” ujar desainer berdarah Kroasia, yang kerap menggabungkan nuansa timur dan barat serta menambahkan sedikit sentuhan futuristik dalam koleksinya. Cara pandang Doma sangat jauh berbeda dengan Felipe Oliviera Baptista,yang mendesain untuk Lacoste.Di panggung Paris,Baptista menggunakan unsur punk rock nan kental untuk menerjemahkan sisi lain dari kata mewah dan feminin.
“Saya mengambil ide dari budaya underground, punk rock, juga majalah seni tahun 70-an. Namun,saya ingin semua elemen tersebut bisa menggambarkan feminisme,busana seorang perempuan,”kata dia. Di catwalk Balenciaga, Nicholas Ghesquire berpaling ke gaya corporate glamour sebagai inspirasi. Koleksi busana siap pakai Balenciaga yang dipertunjukkan di Paris Fashion Week dipastikan menjadi favorit para wanita karier, terlebih dengan kepiawaian Ghesquire mengolah warna dan siluet.
Menyesuaikan dengan tema office wear yang diusungnya, pertunjukan Balenciaga pun dihelat di sebuah ruang kantor di lantai 27 yang memperlihatkan pemandangan bird’s eye view Kota Paris. Adapun Stella McCartney menawarkan napas sporty bercampur sentuhan gaya school girl khas Inggris. Koleksi Stella bukan tidak mungkin menjadi favorit pada fashionista. Pasalnya,desainer yang baru saja melahirkan putri keempatnya itu sukses mengedepankan elemen fashion masa kini, muda, fun, sekaligus feminin.
“Saya menyebutnya gaya country girl yang bertemu napas urban,”ujar Stella.
Masih tentang Dior
Panggung Paris memang menawarkan beragam gaya dan inspirasi,namun yang menjadi berita utama masihlah rumah mode Dior.Stefano Pilati yang mundur dari Yves Saint Laurent serta rumor kembalinya Hedi Slimane ke dunia mode,dikalahkan bisik-bisik mengenai Haider Ackermann dan Raf Simmons yang dikabarkan menjadi kandidat utama pengganti John Galliano.
Adapun di atas catwalk, Gaytten membuktikan dirinya sebagai desainer andal dengan mengetengahkan napas minimalis. Pertunjukan yang dihelat di Museum Rodin itu menjadi show keempat Gaytten untuk Dior dan merupakan koleksi pertama yang bisa memukau para tamu undangan.
Paris Fashion Week Photos
COOL!! I wanna go to Paris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar